Thursday, July 23, 2020

Review : He Won’t Kill, She Won’t Die / Korosanai Kare to Shinai Kanojyo (Japanese Movie 2019)

Gimana rasanya kalo kalian pengen bunuh diri dan malah ketemu sama cowok yang beneran pengen bunuh kamu?

[sumber gambar: asianwiki]


Trigger warning: suicide, wrist cut. Do not proceed if you are not comfortable with these issues.

Note: tulisan ini spoiler free, jadi aman untuk pembaca yang benci spoiler.

 

Movie details

Title: He Won't Kill, She Won't Die / Korosanai Kare to Shinanai Kanojyo / 殺さない彼と死なない彼女

Release date: November 15, 2019

Director: Keiichi Kobayashi

Writer: Seikimatsu (manga), Keiichi Kobayashi

Cast: Shotaro Mamiya, Hinako Sakurai, Yuri Tsunematsu, Mayu Hotta, Yumena Yanai, Yutaro, etc

Sinopsis:

Rei Kosaka adalah cowok SMA yang hidupnya membosankan. Dia tidak tertarik pada apa pun dan siapa pun, padahal parasnya cukup tampan. Suatu hari ia melihat teman sekelasnya, Nana Kano, sedang mengais tempat sampah. Ia pun memperhatikan Nana, dan merasa heran apa yang diperbuat gadis itu. Rupanya Nana sedang mengambil lebah yang sudah mati. Ia berniat ingin menguburkan lebah itu. Rei yang penasaran pun mengikuti gadis itu ke tempat ia menguburkan lebah tersebut. Nana ternyata adalah seorang yang pendiam dan tidak mempunyai teman. Ia benci dirinya sendiri dan berulang kali mencoba memotong nadinya. Rei pun tertarik dan mengajukan diri untuk membunuh Nana.

Ada pula sepasang siswa yaitu Yachiyo dan Nadeshiko. Nadeshiko adalah gadis yang menyukai Yachiyo namun tidak sebaliknya. Gadis itu selalu mengatakan “aku suka padamu” setiap hari pada Yachiyo namun selalu ditolak. Meskipun begitu ia tidak marah atau pun kecewa karena ia sudah tahu jawaban Yachiyo. Ia sudah terbiasa ditolak. (Ini tipikal film Jepang banget sih, patriarchy at its finest. Selalu aja cewek yang ngejar-ngejar si cowok)

Sementara itu, Kyapiko adalah gadis cantik yang punya banyak mantan. Sebelum ia diputuskan oleh pacarnya, ia selalu memutuskan pacarnya tersebut karena ia tidak ingin sakit hati. Kyapiko punya seorang sahabat, Jimiko, dan ia selalu bertanya pada Jimiko apakah ia adalah gadis paling imut. Jimiko yang sudah lelah dengan pertanyaan Kyapiko hanya mengiyakan saja pertanyaan tersebut. Jimiko terkesan sudah bosan dengan Kyapiko yang terlalu over-confident dengan keimutannya, tapi sebenarnya ia sayang pada Kyapiko. Ketika teman-teman sekelas mereka mengejek Kyapiko, ia membela Kyapiko.

Itu kira-kira sinopsis film He Won’t Kill, She Won’t Die ini. Ada tiga cerita berbeda dalam film ini yang masih berkaitan satu sama lain. Review kali ini akan fokus pada dua hal, apa yang aku suka dan tidak suka dari film ini. Dari point-point plus dan minus inilah aku akan sekalian ngebahas hal-hal yang perlu dibahas (?). Ohya, karena aku suka dengan dialog yang ada di film ini, aku akan tulis beberapa quotes favoritku diakhir postingan.


What I like about this movie:

-The cinematography and the scene

Tiga puluh menit pertama film ini mengingatkanku dengan filmnya Mahiro Takasugi yang berjudul The Time of Backlights / Gyakko no Koro karena cinematography-nya yang “kalem”, ga grasak-grusuk. Ternyata, kedua film ini memang disutradarai oleh orang yang sama, yaitu Keiichi Kobayashi. Mungkin bagi beberapa orang pengambilan gambarnya dirasa membosankan karena hampir seluruh adegan di film ini diambil dengan satu kali take. Maksudnya disini dalam satu adegan yang melibatkan beberapa dialog, kameranya hanya mengambil gambar dari satu sudut jadi satu scene itu jadi panjang. Namun percayalah, ketika kalian menyadari betapa indahnya setting yang diambil dengan cinematography yang “selow”, film ini akan sangat memanjakan mata. Latarnya lumayan aesthetics menurutku, ada rooftop sekolah pastinya, seperti kebanyakan film anak sekolahan di Jepang, ada pula setting di lahan pertanian, cafe, kuil, dan lainnya.

-The chemistry between the main leads

Shotaro Mamiya dan Hinako Sakurai berhasil membawakan peran masing-masing dengan baik. Yaa, ga heran sih, soalnya keduanya bukan pendatang baru dalam dunia akting. Aku udah nonton beberapa film dan drama mereka sebelumnya, seperti Shotaro Mamiya di Waterpolo Yankees dan Hinako Sakurai di Marmalade Boy, Lost ID, We Love, trus Momikeshite Fuyu juga. Both are two of my favorites, to be honest. Dan habis nontonin ini jadi pengen nonton dramanya Shotaro sama Yuto yang tayang awal tahun lalu, Boku wa Doko Kara. Lumayan, ada dua ikemen main drama bareng, yang ngisi ost nya juga HSJ.

Tetapi yang paling bikin gregetan adalah bagaimana chemistry yang dibawakan keduanya dapat membuat penonton gemas. Dua karakter ini bisa menjadi satu dengan dialog-dialog yang dibawakan. Kalimat seperti “Mati sajalah kau” atau “Kau jelek sekali” yang diucapkan Rei pada Nana berulang kali tidak lagi terdengar seperti ucapan yang kejam, malah menjadi suatu karakteristik hubungan mereka.








[sumber gambar: Instagram film korokareshikano]

Selain itu, walaupun Rei ini adalah tipe cowok tsundere seperti kebanyakan karakter main lead di film Jepang, sang heroine Nana malah bukan tipe cewek lenjeh. Tidak seperti kebanyakan heroine di film lainnya, Nana adalah tipe yang tidak suka dengan cowok seperti Rei. Tapi perlahan karena seringnya waktu yang dihabiskan bersama, akhirnya mereka dekat dan saling curhat.

Perhatian-perhatian kecil yang diberikan Rei ke Nana membuat gadis itu luluh juga, memang dasar cewek haha. Seperti diawal-awal ketika mereka pertama ketemu, Nana sedang menguburkan lebah di halaman sekolah. Tiba-tiba Rei datang membawa es krim.

Dia pun nanya, “Kamu udah kasitau hal yang kamu benci (orang-orang), sekarang coba kamu kasitau aku apa yang kamu suka. Kamu suka coklat atau vanila?”

“Vanila.”

“Kamu benci coklat?”

“Engga, aku suka.”

“Jadi coklat gapapa nih?”

“Gapapa kok.” Rei pun memberikan es krim coklat ke Nana. Look how sweet is he? Padahal baru kenal loh. Cowok tsundere tuh emang bikin gemes>,<

Dialog-dialog dan interaksi antara Rei sama Nana ini bener-bener bikin ga bisa move on, saking cute-nya. Mereka kaya pasangan yang malu-malu tapi mau gitu. Fix, ini Shotaro – Hinako kapal baru.

-A melodrama with a unique plot

Walaupun film ini adalah love story tapi sama sekali tidak cheesy dan cliche. Tema yang dibawakan pun menurutku sedikit unik, karena membahas tentang anak SMA yang ingin bunuh diri. Belum lagi plot yang tersusun rapi, dengan sedikit ‘kejutan’ di akhir. Nah, saran dariku, jangan bosen dulu nonton diawal sampai pertengahan, karena di 30 menit terakhir bakal ada sesuatu yang lumayan seru dan bikin kaget. Jadi, jangan drop di pertengahan ya!

-Ada tiga pasangan yang diceritakan disini namun cerita tetap difokuskan pada pasangan Rei – Nana.

Film ini menceritakan tiga kisah yang berbeda tapi mereka tidak kehilangan fokus. Mereka ini masih bisa mempertahankan fokusnya pada dua karakter utama yaitu Rei dan Nana. Walaupun kisah cinta Yachiyo dan Nadeshiko cukup manis, tapi mereka tidak stealing the attention. Untuk sedikit bocoran, dua kisah lainnya yaitu Kyapiko – Jimiko dan Yachiyo – Nadeshiko, masih saling berhubungan dengan kisah utamanya. Seperti pendapatku di poin sebelumnya, alurnya cukup epik sih, gimana ntar dikasih tau kalau dua side story ini nyambung ke ceritanya Rei – Nana.

-Makna dari judul film

Jujur, pertama kali pengen nonton ini karena judulnya yang menarik: He Won’t Kill, She Won’t Die. Aku jadi penasaran, ini filmnya sadis apa gimana? Setelah baca sinopsisnya, lha kok ini romance ala ala anak sekolahan? Trus kenapa judulnya rada serem gitu? Makin penasaranlah buat nontonnya.

Jadi, makna dari judulnya adalah... hmm. Si cowok memang benar-benar ga akan ngebunuh si cewek, walaupun dia sering mengancam si cewek. Dan si cewek juga ga akan bener-bener mati, seperti yang selalu diharapkannya. Ini semua karena...udahlah tonton aja sendiri~

-Bertabur bawang alias bikin mewek

Bagi kalian yang hatinya lemah ketika nonton film, mungkin film ini akan menjadi favorit kalian. Ada scene yang bener-bener sedih, yang gak bisa aku kasih tau karena nanti akan menjadi spoiler. Untukku sendiri ga sampai nangis yang mewek gitu kok, masih bisa ditahan, tapi adegannya emang sedih parah. Jadi persiapkan hati sebelum nonton, ya.

-Scene ‘kencan’

Ini masih berhubungan dengan chemistry main couple-nya. Walaupun Nana bilang dia benci Rei, tapi lama-lama dia luluh karena mereka sering bareng. Nana sering main ke rumahnya Rei dan mereka selalu berduaan di kamarnya Rei, bukan berbuat yang iya-iya loh haha. Mereka suka ngegame bareng dirumahnya Rei.

Salah satu scene favoritku pas mereka main kembang api malam-malam di taman berdua. Si Nana ceritanya stres gara-gara nilai ujiannya jelek trus dia pun ngajakin Rei main ke taman. Taunya pas mereka main, kembang apinya ga mau nyala. Trus ditanya dong sama Rei, ini kamu beli kembang apinya kapan kok udah masuk angin gini? Trus dijawab sama Nana, pas SD kelas 5 HAHAHA. Ngakak sih, cuman menurutku ada makna dibalik ini. Menurutku, Nana ini ga punya temen buat main kembang api bareng yang disimpannya dari jaman SD, makanya dia baru bisa main pas udah SMA karena udah ketemu sama Rei. Sedih? Banget.



Nana and Rei's firework date
[sumber gambar tertera]

What I don’t like about this movie:

-Kisah Kyapiko sebenarnya tidak penting, mungkin ini hanya untuk menambah durasi film.

Ini sih kekurangan yang paling fatal menurutku, karena ceritanya Kyapiko itu sebenernya ga penting-penting amat. Ga penting banget malah, haha. Emang bener sih, kalau Kyapiko dan Jimiko ini merupakan karakter yang penting dalam alur cerita, cuman menurutku yang ceritanya Kyapiko ganjen sama cowok itu sampai dia tidur bareng ga penting.

-Tidak terlalu dieksplor kenapa Nana bisa berniat bunuh diri

Ini juga salah satu hal lainnya yang bikin mengganjal. Kenapa di film ini tidak dijelaskan dengan lebih lanjut kenapa Nana Kano begitu desperate ingin bunuh diri? Apa yang salah dengan dirinya? Apa hanya karena ia seorang yang benar-benar introvert? Atau dibully sama teman-temannya? Menurutku kalau alasannya dijelasin, bakal lebih dapet feel-nya, lebih menggambarkan alasan yang logis kenapa seorang anak sekolahan bisa punya keberanian buat mencoba bunuh diri. Pasti ada alasan yang kuat dibalik itu.

Nah, segitu dulu pembahasan buat film ini. Apakah film ini worth to watch? Oh tentu saja. I would recommend you to watch this, because believe me, this is a very beautiful movie. Jarang-jarang aku suka genre yang kaya gini jadi ini adalah salah satu yang berhasil menarik perhatian.

Berikut adalah beberapa quotes favorit-ku dari film ini, dan kebanyakan menunjukkan betapa sweet-nya seorang Rei. Emang dasar cewek lemah banget sama cowok begini.

 “I hate insects, but I hate people who treats insects as trash even more.”

– Nana Kano.

***

Rei: “Do you perhaps hate everyone apart from yourself?”

Nana: “The one I hate the most is myself.”

Entah kenapa quotes ini adalah quotes yang paling relatable ke diriku sendiri. Rasanya aku punya satu pikiran dengan si heroine disini, bahwa aku benci orang-orang tapi aku paling benci diri sendiri. Oh, tentu ada banyak alasan dibalik itu semua, jadi jangan langsung nge-judge okay?~

 ***

“She has piqued my interest. She’s eager to die but she treasures life. She really has piqued my interest.”

–Rei.

***

Nana: “Even if I die, the world won’t change, right? That’s a given though.”

Rei: “The world might not change, but if you die I might change a bit. It’s a big deal to make someone like me change a bit.”

***

Rei: “Go to the same university as me.”

Nana: “I’m so stupid so that’s not possible.”

Rei: “Well, that may be true now, but we don’t know about tomorrow, right?”

***

Rate: 8.5/10

Ps: Shotaro Mamiya is so freaking handsome.


Share:

6 comments:

  1. Selamat siang,

    Saya Fatimah dari WeXpats Indonesia, Media Artikel di bawah perusahaan Jepang Leverages yang bertujuan memberikan informasi seputar Jepang kepada masa di Indonesia.

    Kami menemukan blog Anda yang mereview film dan drama Jepang. Apakah kami boleh memperkenalkan blog Anda di salah satu artikel kami?

    Terima kasih. Kami menunggu jawaban Anda.

    https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mba Fatimah.

      Terima kasih karena sudah mengunjungi dan tertarik dengan blog saya. Saya akan sangat senang jika blog saya dapat diperkenalkan di WeXpats Indonesia. :)

      Delete
  2. Selamat siang kak, artikel yang memuat situs ini sudah kami muat di URL berikut https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/detail/4064/ . Semoga kak velini juga tidak berkeberatan untuk menulis atau mempromosikan sedikit tentang WeXpats Indonesia. Sukses selalu! Terima kasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baik, terima kasih banyak sudah follow up ke saya mba. Ditunggu ya tulisan untuk WeXpats Indonesia nya. :)

      Delete
    2. Terima kasih banyak kak :)

      Delete
  3. Konten kami yang ingin kami minta promosikan di blog Anda dalam bentuk artikel singkat adalah:
    WeXpats Guide (https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/) memberikan informasi tentang budaya dan kehidupan Jepang sehingga orang asing yang ingin belajar atau bekerja di Jepang dapat tinggal di Jepang dengan tenang!
    Untuk layanan terkait, WeXpats Jobs (https://we-xpats.com/id/job/as/jp/) adalah situs di mana Anda dapat mencari pekerjaan paruh waktu dan juga full-time di Jepang
    Kami juga mengoperasikan situs Tanya Jawab tentang bahasa, budaya, dan kehidupan Jepang di WeXpats Forum (https://we-xpats.com/id/forum/as/jp/)
    Terima kasih, mohon bantuan dan kerja sama Anda :)

    ReplyDelete