Saturday, November 21, 2020

Review : Gekijou / Theater (Japanese Movie 2020)

 Yamaken mendapatkan peran yang 180 derajat berbeda dari peran yang pernah ia mainkan sebelumnya. Prince Live Action ini tampil dengan tubuh kurus ceking dan brewokan sebagai Nagata, penulis naskah teater yang sangat bergantung kepada sang pacar. Apakah dia akan selamanya menggantungkan hidupnya pada sang kekasih atau akhirnya ia bisa menjadi mandiri?

Ps: contains spoiler so prepare yourself

sumber: Asianwiki

Movie details

Judul: Gekijou (Theater)

Genre: Romance

Pemain: Kento Yamazaki, Mayu Matsuoka

Sutradara: Isao Yukisada

Penulis: Naoki Matsuyoshi (novel), Ryuta Horai

Tanggal rilis: 17 Juli 2020 (Amazon Prime)

 

Sinopsis

Nagata adalah seorang penulis naskah teater yang keras kepala dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain sehingga pementasan teaternya sering kali tidak laku. Suatu hari ia bertemu dengan Saki, seorang mahasiswi perantau di Tokyo yang bercita-cita menjadi aktris. Naga pun jatuh cinta dengan Saki yang berkepribadian polos dan ceria namun hubungan mereka menjadi sejak mereka tinggal bersama di apartemen Saki. Naga yang tidak punya uang menggantungkan hidupnya dengan pacarnya dan tidak pernah ikut andil untuk membayar tagihan bulanan.

Kembali lagi bersama review-an Velin yeay!

Kali ini aku mau bahas film terbarunya Yamazaki Kento alias Yamaken. Siapa sih yang ga tau Yamaken? Aktor yang sering memerankan tokoh utama dalam film-film shoujo yang diangkat dari manga/anime ini sering disebut Prince Live Action. Hampir setiap ada project LA, Yamaken selalu jadi karakter utama. Yah, ga selalu sih tapi sering. Dan karena itu, setiap ada proyek film barunya, orang-orang udah skeptis duluan soal kemampuan aktingnya. Yap, dia hampir selalu memerankan cowok dengan karakter dingin dan populer.


Tapi tunggu dulu. Bagi kalian yang menganggap bahwa akting Yamaken membosankan karena selalu memerankan karakter dengan sifat yang mirip, film Gekijou ini pasti akan mematahkan argumen tersebut. Yamaken yang tampil brewokan sukses memerankan karakter Nagata, seorang penulis naskah teater yang miskin.

Nah sebelum masuk ke review, aku mau kasih rekomendasi dulu nih.

Buat kalian yang suka dengan hal-hal berbau Jejepangan, entah itu budaya, makanan, pendidikan, entertainment atau apa pun itu, aku punya satu rekomendasi website yaitu WeXpats Japan.



WeXpats Japan ini adalah website berbahasa Indonesia yang banyak membahas hal-hal tentang budaya dan kehidupan orang Jepang. Jadi yang berminat mau pindah/sekolah/kerja disana, coba deh kepoin webnya, banyak tips dan trik menarik>.< Nah bagi yang berminat cari kerja di Jepang, tenang aja, di WeXpats Indonesia ini kalian bisa juga cari lowongan kerja disana, bisa full time maupun part-time, tentunya dengan  bahasa indonesia. Ini membantu banget loh, biasanya kan kalo mau nyari lowongan di Jepang lokernya kan pake bahasa Jepang, nah kalo ini udah tersedia Bahasa Indonesianya. Very helpful. Selain itu disana kalian juga bisa diskusi di forum yang disediakan. Jadi kita bisa ngobrol sama temen-temen lain yang punya hobi Jejepangan yang sama. Seru kan?~

Kalau kalian kepo, boleh dicek nih websitenya:

https://we-xpats.com/id/guide/as/jp/ untuk panduan tinggal di Jepang,

https://we-xpats.com/id/job/as/jp/ untuk  lowongan kerja, dan

https://we-xpats.com/id/forum/as/jp/ untuk forum diskusi.

Oke sekarang mari kembali ke Gekijou.

Review kali ini akan sedikit berbeda. Karena Gekijou ini adalah film romance dengan taburan slice of life, maka aku akan membahas love life kedua karakter di film ini saja. Sejujurnya aku kurang suka nonton film atau drama yang hanya terfokus pada romance, setidaknya harus ada genre lain di dalamnya seperti comedy, baru deh aku mau nonton. Tapi kali ini beda soalnya ini yang main Yamaken sama Matsuoka Mayu jadi wajib ditonton sih hehe. Terlebih ada mba Mayu, salah satu aktris kesukaanku jadi ya pastinya ga boleh dilewatin begitu aja.

Ohya, seharusnya film ini rilis di bioskop tanggal 15 April (uhuk, ultahnya Daichan, uhuk) kemaren tapi gara-gara pandemi, jadilah tanggal rilisnya ditunda dulu. Dan akhirnya film ini rilis di Amazon Prime tanggal 17 Juli 2020. Waw! Jarang-jarang sih aku denger film Jepang rilis di aplikasi Amazon Prime ini, apa mungkin aku nya yang mainnya kurang jauh?

Anyway, langsung saja review-an kali ini.

Kedua tokoh utama bertemu secara tidak sengaja ketika mereka sedang melihat lukisan monyet di Shibuya Art Gallery. Naga sedang sibuk memperhatikan lukisan tersebut dan tiba-tiba datanglah Saki yang rupanya juga punya ketertarikan yang sama. Tak lama, ia pun pergi namun ia dibuntuti oleh Naga. Perempuan itu pun ketakutan dan dengan awkward-nya Nagata memberanikan diri menyapanya dan berkata “Sepatu kita sama.” sambil mendekatkan kakinya. Cara Naga mendekati Saki ini lucu juga, hanya gara-gara sepatu yang sama ia tiba-tiba saja tertarik dengan Saki haha.

Tentu saja Saki merasakan betapa anehnya laki-laki itu. Ia pun menggeleng “Tidak, mereka tidak sama.” dan berusaha menjauh. Namun Nagata tidak menyerah, ia terus berusaha mengajak Saki ngobrol dan akhirnya perempuan itu setuju untuk pergi minum berdua dengan Naga.

Saki ternyata adalah seorang aktris teater dan sedang berkuliah di jurusan yang sama. Ia merasa excited ketika tahu bahwa Nagata merupakan seorang penulis naskah teater dan mereka pun menjadi dekat.

“Saki walked with me at an ideal pace. I don’t like it when people walk faster than me, and I hate when they walk slower. I only like people who walk at my pace.” ─Nagata.

Nagata yang diperankan oleh Yamazaki Kento ini menurutku karakternya toxic abis. Karakter Nagata bener-bener se-annoying itu. Dia tuh cowo brengsek, ga tau diuntung. Nagata ini tinggal bersama Saki di apartemennya Saki, dan tidak membayar sewa sama sekali. Selain itu dia juga tidak pernah berkontribusi apa-pun dalam hal keuangan, semua tagihan listrik, air dan lainnya Saki yang bayar. Ketika Saki mencoba membahas hal ini, Nagata akan mulai mengalihkan pembicaraan atau terkadang lebih parah, ia akan marah. Tapi Saki tetap tidak pernah marah ataupun kesal. Dia hanya sedih sebentar setelah itu ia lupa begitu saja. See? Udahlah brengsek, ga tau diuntung pula. Memang toxic sekali mas Nagata ini.

Masih belum cukup sampai segitu, Naga bilang dia benci ibunya Saki hanya karna hal sepele. Saat itu Saki menerima kiriman dari ibunya di kampung dan sambil ketawa, dia bilang “Ibu bilang dia ga suka makanan yang dikirimin dimakan sama cowok yang engga dia kenal.” Karena perkataan Saki tersebut, tiba-tiba Naga marah dan bilang “Aku benci ibumu.” Padahal, menurutku pribadi, apa yang dikatakan ibunya Saki ini hanya bercanda. Pertama, karena Saki mengatakannya sambil ketawa dan tentu saja itu cuma sarkasme ibunya saja yang mungkin merasa sedikit kecewa karena belum dikenalkan pada pacar anaknya sendiri. Tapi Naga yang lagi-lagi gagal memahami perasaan orang lain membuat Saki kecewa karena ucapannya.

“I have some disease that prevents me from listening to other people.” ─Nagata.

Ada lagi hal remeh yang membuat Saki menjadi sasaran kemarahan Nagata. Hari itu Naga pulang ke apartemennya Saki dan melihat sebuah buku baru di atas meja yang baru saja dibelikan oleh gadis itu. Naga pun mengeluarkan buku yang sama dari dalam tasnya dan berkata, “Kamu ngapain beli buku itu? Ini aku juga beli bukunya tadi.” Saki pun tertawa dan menganggap itu hal konyol karena mereka berdua punya pikiran yang sama untuk membeli buku yang sama. Namun berbeda dengan Naga yang kemudian marah. “Harusnya kamu tanya aku dulu. Kan ini jadinya pemborosan.” Lucu ya mas Naga ini, padahal mau dikasih surprise sama mba pacar tapi mba nya malah dimarahin. Huft.

Selain suka memarahi Saki, Naga juga adalah seorang yang cemburuan, namun dengan cara yang negatif. Suatu hari Saki pulang dengan sebuah scooter baru dan memamerkannya pada Naga. Ia berkata kalau scooter itu diberikan oleh seorang teman laki-lakinya dari kampus karena temannya tersebut punya satu scooter yang tidak terpakai. Dengan pemikiran negatifnya, Naga berpikir bahwa temannya Saki ini suka dengan Saki sehingga memberikan scooter tersebut secara cuma-cuma. Karena kecemburuan ini pulalah, Nagata merusak scooter ini dengan sengaja tanpa sepengatahuan Saki dan berbohong padanya kalau ia mengalami kecelakaan. Aneh banget ga sih ini cowok?? Pffft.

Ketika akhirnya Naga mendapatkan pekerjaan sebagai penulis artikel dari seorang kawan lama, ia pun memutuskan untuk move out dari apartemen Saki. Walaupun uang yang ia punya belum cukup namun ia berusaha meminjam karena ia sadar selama ini ia hanya menjadi beban bagi Saki. Tapi Naga selalu kembali ke Saki apa pun keadaannya. Ketika malam hari ia merasa kesepian dan tidak ada tempat untuknya untuk “berteduh”. Ia pun selalu menyelinap ke apartemen Saki setiap malam hanya agar merasa aman dengan kehadiran perempuan itu di dekatnya.

“I thought I was scared of not being able to protect her from whatever, but I was actually the one being protected.” ─Nagata.




Naga juga suka melarang Saki untuk datang dan menonton pertunjukan teater karya penulis lainnya dengan alasan yang tidak jelas. Saki yang selama ini hanya tersenyum dan selalu ceria ketika menghadapi Naga, akhirnya meledak juga emosinya. “Selama ini aku selalu memahamimu, tapi sekarang aku tidak mengerti lagi. Kau bahkan marah ketika aku memuji Clint Eastwood.” Like bruh?? Masa dia marah waktu Saki muji selebriti? HAHA. Saki bilang kalau ia selalu memuji Naga di setiap pertunjukan teaternya, namun tidak sebaliknya. Naga tidak pernah memuji kemampuan akting Saki sekalipun, termasuk pada saat Saki terlibat dalam pertunjukan yang ditulis oleh Naga dan mendapatkan kesuksesan besar. Tidak satu kata pun keluar dari mulut Naga untuk Saki.

Ketika Saki sudah mulai kesal dengan tingkah laku Naga, disaat itu pulalah Naga sadar bahwa ia tidak ingin kehilangan gadis itu. Ia berusaha memperbaiki sifatnya dan ia menunjukkan dengan sungguh-sungguh. Ketika suatu malam Saki menangis karena seorang hairstylist mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati, Naga langsung marah dan segera menelepon orang tersebut. Tidak hanya sampai disana, Naga bahkan menerobos hujan pergi ke kantor laki-laki itu karena telah menghina sang kekasih.

Satu scene yang sangat aku suka yaitu ketika Nagata berusah memperbaiki sifatnya dengan cara menjemput Saki dari tempat kerjanya. Dengan semangat dan sedikit awkward karena ia baru saja bertengkar dengan Saki, dia pergi ke rumah bosnya Saki karena ternyata ia berada disana. Mereka pun pulang dengan sepeda. Selama scene boncengan sepeda yang cukup panjang ini, Naga mengoceh sendirian seolah ia sedang bermonolog, sementara Saki yang hanya bisa menangis di belakang karena ocehannya. Dari scene inilah aku mulai bisa merasakan kehangatan Naga. Dia hanya seorang laki-laki yang sulit mengungkapkan perasaannya pada sang kekasih. Bukannya berkomunikasi dengan baik, Naga malah sering marah-marah gak jelas.

I wasn’t sure what I was angry at anymore. Maybe I hated her pure and innocent personality. When her kindness touched me, it emphasized my ugliness, irritating my sense of inferiority and making me feel more bitter.” ─Nagata.



Setelah menonton ini aku mendapatkan kesimpulan kalau Naga ini sesungguhnya menyayangi Saki namun ia menunjukkannya dengan cara yang salah. Sifat polos dan ceria yang dimiliki Saki ini membuatnya kebingungan, kenapa ada orang yang se-carefree itu. Di sisi lain, Saki juga menyukai Naga namun kewalahan dengan sifat laki-laki itu. Pada awalnya ia memang bisa menghadapinya namun lama-lama ia lelah karena harus selalu menjadi pihak yang mengalah. Di akhir, keduanya sadar kalau mereka terus bersama, hubungan mereka akan terus seperti itu.

Part yang paling aku suka di film ini tentu saja di bagian ending. Scene terakhir ketika Naga dan Saki, yang hari itu berkunjung ke apartemennya yang lama, membicarakan tentang masa depan mereka berdua ternyata adalah bagian dari pementasan yang dibintangi Naga bersama aktris lain. Sementara Saki yang asli duduk di kursi penonton sambil menangis. Gadis itu sudah merelakan Naga dan datang berkunjung dari kampung halamannya hanya untuk menonton teater tersebut.

Tidak dijelaskan secara eksplisit scene terakhir ini karena film Gekijou dibuat dengan open ending. Menurutku Naga menulis naskahnya berdasarkan kisah cintanya dengan Saki dan ini beneran sedih parah. Aku sampe nangis di bagian ending ini hiks. Ya bayangin aja itu seharusnya bisa happy ending ketika Saki sama Naga ngehalu kehidupan mereka selanjutnya, eh tiba-tiba itu cuman bagian dari pementasan teater. Merasa ditipu. Tapi overall, endingnya cocok sih, karena ya kalau mau dipaksain juga hubungan mereka memang ga bakal bisa dilanjutin. Dua jempol buat penulis film ini. T_T

By the way, banyak bilang kalau film ini ngebosenin. Jujur aja nih, menurutku paruh pertama film ini emang bikin ngantuk bahkan aku sampai tiga kali terputus nontonnya dan baru beberapa hari kemudian melanjutkan kembali. Beberapa review yang aku baca pun bilang begitu. Alur film ini sangat lambat di awal karena masih menceritakan awal mula hubungan Saki – Nagata. Tapi percayalah, paruh akhir film ini seru dan terutama di ending, karena seperti yang sudah aku spoiler-in HAHAHA. Jadi ini beneran worth to watch^^

Rating: 9/10 (ga bisa kasih 10/10 karena sedikit ngebosenin lol)


Bonus: Yamaken brewokan uwu

 

 




Share:

Thursday, October 1, 2020

Review : Guilty: Kono Koi wa Tsumi Desuka (Jdrama 2020)

 Suamimu selingkuh sama sahabatmu sendiri! Terus kamu ketemu sama first love-mu zaman SMA dulu. Apakah kamu akan memaafkan suamimu dan berbaikan atau malah selingkuhin balik dia dengan cara balikan dengan mantan pacarmu?

official poster drama Guilty [source: Asianwiki]

Drama details

Judul: Guilty: Kono Koi wa Tsumi Desuka

Pemain: Yua Shinkawa, Keita Machida, Yurika Nakamura, Fuju Kamio, Teppei Koike

Sutradara: Yo Kawahara, Masaki Hayashi, Kenta Noda

Jumlah episode: 10

Stasiun tv: NTV, YTV

Sinopsis

Sayaka Ogino adalah seorang wanita karir yang bekerja di salah satu perusahaan majalah fashion. Ia sudah enam tahun menikah dengan pria tampan bernama Kazuma Ogino namun mereka belum dikarunai anak. Suaminya selalu mengalihkan pembicaraan ketika Sayaka ingin membahas tentang masalah tersebut. Suatu hari ia mendapati bahwa suaminya berselingkuh dan sudah sering tidur bersama dengan sahabatnya sendiri. Ia pun marah besar. Sementara itu ia bertemu dengan cinta pertamanya, Keiichi Akiyama, setelah beberapa tahun tidak pernah bertemu. Tidak bisa dipungkiri bahwa Sayaka masih mempunyai perasaan pada Akiyama karena lelaki tersebut selalu punya tempat yang spesial di hatinya. Sayaka pun dihadapkan dengan pertanyaan: mana yang lebih jahat: selingkuh hanya dengan fisik alias hanya menjadi teman tidur atau selingkuh dengan perasaan?


[source: modelpress]

Kembali lagi dalam review-an Velin yeay!

Kali ini aku mau kasih review drama yang tayang bulan April kemarin yang berjudul Guilty: Kono Koi wa Tsumi Desuka (selanjutnya disingkat Guilty). Drama ini berjumlah 10 episode dan dibintangi beberapa bintang ternama di Jepang seperti Yua Shinkawa dan Keita Machida. Yang menarik, tema yang diangkat adalah tentang perselingkuhan. Yap, lagi-lagi aku bahas drama tentang perselingkuhan. Ini sebenernya hanya personal preference-ku, gatau kenapa seneng banget nonton film atau drama dengan tema ini. Suka greget aja gitu nonton ginian hehe.

Nah, sebelumnya, aku juga sudah bahas drama dengan tema serupa yaitu Hirugao dan bisa dicek di sini. Sejujurnya ekspektasiku cukup tinggi dengan drama Guilty ini. Tidak harus sampai seapik Hirugao, namun di bawah itu sedikit. Tapi, setelah menonton drama ini, jujur aku kecewa. Ternyata drama ini jauh dari ekspektasiku. Ada beberapa hal yang kurang “nendang” dari drama ini dan sudah aku rangkum dalam beberapa poin berikut:

  • Terlalu sinetron

Yes. Ini adalah poin yang terlalu mengecewakan buatku. Storyline drama Guilty ini terlalu sinetron, menurutku. Jalan ceritanya terlalu banyak “kebetulan-kebetulan” yang terlalu dibuat-buat. Terlalu banyak hal-hal yang berhubungan dan terlihat dipaksakan. Hm, tidak bisa disebutkan sih apa saja hal-hal yang mengganggu ini karena akan menjadi spoiler nantinya tapi yang pasti semua karakter di drama ini masih ada hubungan keluarga satu sama lain dan saling mendendam. Terasa kaya sinetron banget, kan?  

  • Akting pemeran utama pria masih biasa saja

Mohon maaf sebesar-besarnya untuk mas Keita Machida, tapi aktingmu b aja mz :( Aku ga tau ini memang tokoh yang diperankan mempunyai karakter yang flat dan tidak terlalu ekspresif, tapi menurutku ini sangat fatal. Tapi ada di beberapa scene yang membuatku jatuh hati pada si softboy Akiyama karena caranya yang lembut dalam menghadapi perempuan. Ini menjadi bukti kalau sebenarnya Keita bisa lebih baik lagi.

Akiyama [source: Pinterest]

Di samping beberapa kekurangan di atas, ada beberapa hal yang membuatku enjoy dan berhasil menamatkan drama Guilty ini:

  • Akting pelakor sangat memukau

Percayalah selama sang pelakor, Rui Okawa, on screen, aku ga bisa diam karena berbagai umpatan keluar dari mulut. Sekesel dan sebenci itu ngeliat dia muncul. Tapi sebenernya aku cuma kesel sama karakternya dan malah memuji habis-habisan aktris yang memerankan tokoh tersebut, Yurika Nakamura berhasil memerankan karakternya dengan brilian dan membuat penonton membencinya seolah-olah tokoh tersebut benar-benar nyata. Bravo, mbak! Sebelumnya aku udah pernah drama dia bareng Minami Hamabe, yaitu Kakegurui dan menurutku dia ga terlalu menonjol di sana. Makanya aku kaget nih aktingnya si mba udah makin jago aja di drama Guilty ini.

  • Outfit heroine dalam drama ini lucu-lucu!

Mungkin karena cakep trus badannya Yua Shinkawa juga body goals banget, apa pun outfit yang dia pake selama di drama ini semunya cocok buat dia. Mana doi juga tinggi banget kan, dahlah itu OOTD-mu selalu on point banget mba, aku iri:’) Jujur aku suka ngeliatin outfit mba-mba di drama yang kerjaannya kantoran gitu. Kenapa outfit mereka pada lucu-lucu sih? Hatiku bilang pengen punya outfit kayak gitu tapi sayang dompetku ga setuju hiks.

Sayaka & Akiyama on a date. Look at her outfit, so cute! [source: Instagram]

  • Visual para pemain sangat memanjakan mata

Terakhir, alasanku betah nonton ini ya karena visual para pemain haha. Tentu saja, karena lihatlah deretan pemainnya: Yua Shinkawa, Keita Machida bahkan sampai si dedek Kamio Fuju juga semuanya good looking. Tapi yang paling bikin aku histeris yaitu karena ada sedikit kejutan di beberapa episode terakhir: Dori Sakurada muncul! Aku ga expect bakalan ada Dori di drama ini jadi begitu dia muncul, langsung lah jiwa haus ikemen ini bergejolak alias aku teriak! Haha. Secinta itu sama Dori:’)

Jadi segitu aja dulu review drama Guilty. Review kali ini cukup singkat karena nulisnya juga ngebut hehe.

Apakah aku merekomendasikan drama ini? Hm, tidak terlalu. Mungkin bagi yang gabut dan tidak punya daftar tontonan lagi, bolehlah untuk mencoba menontonnya tapi jika tidak, masih banyak drama yang lebih seru untuk ditonton.

Rate: 4/10

Share:

HamsterCare101: Apa yang Salah dari Cara Merawat Hamster di Indonesia?

Hello. Welcome back to Velini’s Personal Blog. Yeay!

Kali ini aku mau bahas tentang cara merawat salah satu hewan peliharaan yaitu hamster.

Loh kenapa tiba-tiba bahas hamster di blog ini?

Jadi ceritanya sebulan yang lalu, aku memutuskan untuk mengadopsi hamster karena aku kesepian. Nah, sebelumnya nih aku memang udah berniat adopsi hamster sejak lama, mungkin dari waktu awal-awal karantina tapi karena duitnya belum ada jadi ditunda dulu. Sambil nabung, aku riset sendiri buat nyari tahu tentang pemeliharaan hamster, mulai dari kandang sampe mainannya. Aku suka bacain artikel di web, liat postingan orang-orang di twitter, nonton youtube sampe diskusi sama orang-orang yang udah melihara hamster sebelumnya. Iya, sampe segitunya persiapanku sebelum adopt hammy karena takut salah-salah pas meliharanya dan worst case: mati. I really don’t want that to happen


Meet Gumball, my beloved hammy.

Aku ga mau mengulangi kejadian yang sama waktu dulu pertama kali melihara hamster. Dulu aku melihara dua ekor dan satunya dimakan sama temennya sendiri sampe mati (yap, karena mereka kanibal dan tidak boleh diletakkan dalam satu kandang yang sama) dan yang satu lagi mati karena kandangnya lupa dimasukin ke dalam rumah dan kena hujan. Sumpah itu yang kena hujan kasian bgt, aku masih merasa bersalah sampe sekarang. Jadi keinget gimana hammy nya menggigil kedingingan waktu itu:’(

Akhirnya setelah banyak belajar, aku mengambil kesimpulan: melihara hamster perlu banyak duit karena mereka perlu perawatan khusus. Selain itu ternyata banyak banget hal-hal yang ga bener yang dilakukan orang Indonesia dalam memelihara hamster. Sumpah sedih waktu baca-bacain artikel tentang cara memelihara hamster yang baik dan benar sambil mikirin gimana realitanya di sini. Aku mikir, orang-orang kok tega melihara hamster tapi ga punya pengetahuan dulu sebelum melihara? Asal ada kandang sama makanan, udah deh, mereka adopt hamster. Trus orang-orang juga suka mandiin dan jemur hamsternya. Ada lagi yang bikin satu kandang kecil buat banyak hamster. BRO KALIAN SEHAT GA?? Kasian cuy, itu makhluk hidup loh. Mereka bukan boneka tapi kenapa seolah-olah mereka itu mainan?

Nah kan jadi ngegas.

Yaudah deh, jadi apa aja hal-hal yang salah tentang hamster care yang sering terjadi di Indonesia? Berikut aku rangkum dalam beberapa poin penting. Tapi sebelumnya, reminder sedikit : aku bukan expert karena aku juga masih belajar. Aku cuma mau sharing tentang beberapa hal yang udah dipelajari.

  • Kandang yang terlalu sempit

Hamster owner di Indonesia suka memakai kandang besi kecil yang dijual di pet shop atau di pasaran. Ada lagi yang lebih parah, mereka cuma pakai kardus atau box ice cream atau box apapun yang ada untuk dijadikan kandang hamster. Kandang yang dipake ini terlalu kecil, malah sangat kecil untuk hamster. KPHI (Komunitas Pecinta Hamster Indonesia) menyarankan kandang hamster yang proper itu luasnya minimal 3000cm2, lebih luas maka akan lebih bagus. Kebanyakan kandang yang dijual di pet shop adalah kandang besi yang tingginya bisa sampai 3 tingkat tapi kenyataannya hamster tidak butuh kandang yang tinggi untuk memanjat (karena mereka terrible climbers). Mereka butuh KANDANG YANG LUAS untuk lari-larian. 

  •  Menggunakan kandang besi untuk hamster

Masih terkait dengan kesalahan pertama tadi yang mana orang-orang masih suka memakai kandang besi untuk kandang hamster. Kandang jenis ini tidak bagus untuk hamster. Mereka suka menggigit dan besi tidak bagus untuk gigi mereka. Kalau keseringan gigit besi, gigi mereka bisa patah. Sedangkan hamster sangat membutuhkan gigi mereka untuk makan. 

Tapi katanya besi itu bagus untuk mengasah gigi hamster?”

NO.

Hamster memang harus mengasah giginya selalu supaya tidak tumbuh terlalu panjang, tapi bukan diasah pakai besi. Lalu bagaimana caranya? Pakai apa? Disarankan menggunakan kayu seperti stik kayu es krim atau bisa juga kalian beli mainan khusus untuk gigitan hamster di pet shop atau e-commerce.

Ada beberapa pilihan untuk membuat kandang yang layak bagi hamster, diantaranya yaitu dari aquarium (kaca), container box ukuran 70 – 150 liter atau DIY dari papan infraboard. Untuk hamsterku sendiri, aku memilih DIY dari papan infraboard karena ini adalah opsi termurah bagiku, tidak terlalu mengeluarkan banyak biaya (kaum misqin harus kreatif yakan wqwq).


Gambar: kandangnya Gumball yang dirakit sendiri dari papan infraboard ukuran 50x75 cm 


  • Diameter wheels  yang terlalu kecil

Wheels atau roda putar adalah wajib hukumnya untuk hamster. Di alam liar, hamster pada umumnya bisa berlari hingga jauh sekali. Nah karena kandang yang kita gunakan tidak mungkin untuk hamster berlari hingga bermil-mil, wheels adalah pilihan terbaik. Mereka bisa berlari sepuasnya di roda putar. Selain itu, wheels juga penting untuk mencegah hamster dari obesitas. Jadi mereka harus tetap olahraga ya biar ga kegendutan^^

Tapi, ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu diameter roda putar yang digunakan untuk hamster. Beda jenis hamster beda pula besar roda yang dibutuhkan. Untuk jenis dwarf seperti robo, campbell, dan winter white, minimal diameter yang disarankan adalah 15 – 20 cm, lebih besar lebih baik. Sedangkan untuk syrian, minimal 20 – 30 cm dan lagi, lebih besar lebih baik. Kenapa harus besar? Karena wheel yang diameternya kecil dapat menyebabkan cedera tulang belakang pada hamster. Pada saat hamster naik di wheel, punggung mereka harus bisa lurus tidak membengkok (karena rodanya kekecilan).

Tapi kebanyakan wheels yang dijual di pasaran ukuruannya kecil, cuma 15 cm paling gede. Nyari wheels yang gede susah, kalo ada pun harus order dari luar negeri dan mahal.

Sekali lagi diingatkan, kalau mau pelihara hamster, harus mempersiapkan uang sedari awal karena biaya perawatan mereka tidak sedikit. Tapi kalau keuangan kalian kurang memadai, bisa DIY alias bikin sendiri (kayak aku, karena aku misqin ok). 


Ini contoh wheels yang aku buat sendiri dengan modal 0 rupiah saja karena semua bahan sudah tersedia di rumah hehe.

  •  Meletakkan hamster lebih dari satu dalam kandang yang sama

Dalam memelihara hamster, sangat tidak disarankan untuk meletakkan lebih dari satu ekor hamster dalam satu kandang. Ada beberapa pengecualian untuk robo namun mereka hanya boleh MAKSIMAL 2 EKOR dalam satu kandang dan HARUS BERJENIS KELAMIN YANG SAMA. Selain itu, tolong, jangan pernah menggabungkan hamster dalam satu kandang.

Ada dua alasan utama kenapa para pecinta hamster melarang hamster owner untuk menggabungkan hamster dalam satu kandang: overpopulasi dan kanibalisme.

Ketika hamster jantan dan betina digabungkan, otomatis mereka akan kawin. Setelah kawin, akan lahir beberapa ekor bayi hamster, bisa hingga 9 ekor. Nah setelah bayi-bayi tersebut lahir, apakah kalian mampu untuk merawatnya dengan standar yang sudah ditetapkan? Tentunya biaya akan membengkak, karena satu ekor hamster saja sudah cukup menguras kantong apalagi jika mereka berkembang biak.

Alasan lainnya adalah kanibalisme. Sudah menjadi pengetahuan umum jika hamster adalah hewan kanibal. Mereka dapat membunuh dan memakan sesama hamster. Kalau dua hamster diletakkan di dalam satu kandang yang sama, percayalah mereka akan saling membunuh :) terkecuali untuk beberapa jenis hamster yang disebutkan di atas tadi, ya. 

“Tapi kasian kalo hamsternya sendirian di kandang, dia kesepian gaada temen.”

“Kalo dia birahi gimana? Kasian kalo dia ga kawin.” 

Ayo coba diingat ini ya, hamster itu hewan teritorial dan tidak butuh teman. Mereka tidak suka berbagi wilayah dengan hamster lainnya. Selain itu hamster tidak akan kenapa-kenapa jika tidak dikawinkan. Mereka akan baik-baik saja seumur hidupnya tanpa harus kawin. Jadi jangan menggabungkan hamster lagi ya, pelihara satu ekor saja sudah sangat cukup kok. Kecuali jika kalian mampu untuk membiayai lebih dari satu hamster ya.

  • Menggunakan pasir wangi

Hamster adalah hewan yang peka terhadap bau dan bunyi, namun memiliki penglihatan yang buruk. Oleh karena itu mereka mengandalkan penciuman dan pendengaran mereka untuk bertahan hidup. Karena kepekaan mereka terhadap bau inilah seharusnya mereka tidak diberi pasir wangi di kandang karena ini dapat mengakibatkan gangguan pernapasan pada hamster. 

“Lebay banget, pasir wangi doang.”

“Kalo ga pake pasir wangi kandangnya bau pesing.” 

Ini tidak lebay, please. Memang benar hamster itu sensitif sekali, makanya kalau belum siap jangan pelihara dulu. Masalah bau kandang, sebagai owner yang baik kalian harus rajin mengganti bedding dang membersihkan kandang. Kalau dua hal tersebut dilakukan dengan benar maka percayalah kandang hamster tidak akan bau pesing jadi pasir wangi sudah tidak dibutuhkan lagi.

  • Hamster tidak boleh dimandikan!!!!!

Satu lagi hal yang sangat fatal akibatnya tapi masih banyak dilakukan oleh orang-orang adalah memandikan hamster. 

“Hamsterku bau jadi aku mau mandiin biar wangi.” 

PLEASE NO. Hamster TIDAK PERLU dan TIDAK BISA dimandikan. Mereka bisa membersihkan diri sendiri di pasir yang disediakan jadi tidak perlu air untuk membersihkannya. Kalau hamster dimandikan, mereka bisa mati, loh :(

  • Hamster juga tidak boleh dijemur

Hamster di alam liar adalah hewan yang hidup di bawah tanah atau di terowongan. Mereka jarang sekali berada di atas terkena sinar matahari oleh karena itu ketika merawat hamster juga tidak perlu dijemur. Mereka bukan tipe hewan yang harus dijemur kok. Selain itu, jangan sekali-sekali meletakkan kandang hamster di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Mereka tidak tahan panas. Jika kalian nekat menjemur hamster, siap-siap saja hamsternya mati.

  • Mengawinkan hamster sembarangan

Terakhir, banyak orang-orang yang mengawinkan hamster peliharaannya sembarangan dengan alasan: ingin menambah beberapa ekor biar semakin lucu, ingin dijual, ingin mendapatkan keturunan yang sesuai keinginan (misal: belang tiga, hairless hamster, dll). Jika tidak punya ilmu tentang breeding dan bagaimana cara merawat hamster yang hamil hingga melahirkan, please stop mengawinkan hamster. Resiko cacat akan lebih besar jika tidak tau genetik hamster, apalagi jika beli sembarangan di pasar atau pet shop. Kita tidak tahu riwayat penyakit dan genetika hamster tersebut jadi bagaimana mau mengawinkannya? Hamster expert juga sudah lelah memberitahu orang-orang bahwa tanpa pengetahuan yang cukup, jangan coba-coba mengawinkan hamster hanya karena “mau bayi hamster yang lucu”. Mengawinkan hamster tidak segampang menyatukan betina dan jantan dalam satu kandang ya, teman-teman :)

Nah, itu dia beberapa hal yang salah dalam merawat hamster. Sekali lagi aku ingatkan kalau aku bukan expert dalam hal memelihara hamster, aku hanya ingin berbagi pengetahuan dan meluruskan beberapa hal yang selama ini keliru. Jika ada kesalahan atau apa pun, aku terbuka untuk diskusi tentang hamster jadi silahkan tinggalkan komentar di postingan ini ya^^

Ohya, aku mau kasih rekomendasi channel youtube untuk perawatan hamster. Favoritku sih dari Victoria Raechel sama ErinsAnimals. Untuk DIY hamster wheels, aku ngikutin panduan dari video ini.

Sekian postingan kali ini, semoga bermanfaat!

Bye bye~

Share:

Thursday, July 23, 2020

Review : He Won’t Kill, She Won’t Die / Korosanai Kare to Shinai Kanojyo (Japanese Movie 2019)

Gimana rasanya kalo kalian pengen bunuh diri dan malah ketemu sama cowok yang beneran pengen bunuh kamu?

[sumber gambar: asianwiki]


Trigger warning: suicide, wrist cut. Do not proceed if you are not comfortable with these issues.

Note: tulisan ini spoiler free, jadi aman untuk pembaca yang benci spoiler.

 

Movie details

Title: He Won't Kill, She Won't Die / Korosanai Kare to Shinanai Kanojyo / 殺さない彼と死なない彼女

Release date: November 15, 2019

Director: Keiichi Kobayashi

Writer: Seikimatsu (manga), Keiichi Kobayashi

Cast: Shotaro Mamiya, Hinako Sakurai, Yuri Tsunematsu, Mayu Hotta, Yumena Yanai, Yutaro, etc

Sinopsis:

Rei Kosaka adalah cowok SMA yang hidupnya membosankan. Dia tidak tertarik pada apa pun dan siapa pun, padahal parasnya cukup tampan. Suatu hari ia melihat teman sekelasnya, Nana Kano, sedang mengais tempat sampah. Ia pun memperhatikan Nana, dan merasa heran apa yang diperbuat gadis itu. Rupanya Nana sedang mengambil lebah yang sudah mati. Ia berniat ingin menguburkan lebah itu. Rei yang penasaran pun mengikuti gadis itu ke tempat ia menguburkan lebah tersebut. Nana ternyata adalah seorang yang pendiam dan tidak mempunyai teman. Ia benci dirinya sendiri dan berulang kali mencoba memotong nadinya. Rei pun tertarik dan mengajukan diri untuk membunuh Nana.

Ada pula sepasang siswa yaitu Yachiyo dan Nadeshiko. Nadeshiko adalah gadis yang menyukai Yachiyo namun tidak sebaliknya. Gadis itu selalu mengatakan “aku suka padamu” setiap hari pada Yachiyo namun selalu ditolak. Meskipun begitu ia tidak marah atau pun kecewa karena ia sudah tahu jawaban Yachiyo. Ia sudah terbiasa ditolak. (Ini tipikal film Jepang banget sih, patriarchy at its finest. Selalu aja cewek yang ngejar-ngejar si cowok)

Sementara itu, Kyapiko adalah gadis cantik yang punya banyak mantan. Sebelum ia diputuskan oleh pacarnya, ia selalu memutuskan pacarnya tersebut karena ia tidak ingin sakit hati. Kyapiko punya seorang sahabat, Jimiko, dan ia selalu bertanya pada Jimiko apakah ia adalah gadis paling imut. Jimiko yang sudah lelah dengan pertanyaan Kyapiko hanya mengiyakan saja pertanyaan tersebut. Jimiko terkesan sudah bosan dengan Kyapiko yang terlalu over-confident dengan keimutannya, tapi sebenarnya ia sayang pada Kyapiko. Ketika teman-teman sekelas mereka mengejek Kyapiko, ia membela Kyapiko.

Itu kira-kira sinopsis film He Won’t Kill, She Won’t Die ini. Ada tiga cerita berbeda dalam film ini yang masih berkaitan satu sama lain. Review kali ini akan fokus pada dua hal, apa yang aku suka dan tidak suka dari film ini. Dari point-point plus dan minus inilah aku akan sekalian ngebahas hal-hal yang perlu dibahas (?). Ohya, karena aku suka dengan dialog yang ada di film ini, aku akan tulis beberapa quotes favoritku diakhir postingan.


What I like about this movie:

-The cinematography and the scene

Tiga puluh menit pertama film ini mengingatkanku dengan filmnya Mahiro Takasugi yang berjudul The Time of Backlights / Gyakko no Koro karena cinematography-nya yang “kalem”, ga grasak-grusuk. Ternyata, kedua film ini memang disutradarai oleh orang yang sama, yaitu Keiichi Kobayashi. Mungkin bagi beberapa orang pengambilan gambarnya dirasa membosankan karena hampir seluruh adegan di film ini diambil dengan satu kali take. Maksudnya disini dalam satu adegan yang melibatkan beberapa dialog, kameranya hanya mengambil gambar dari satu sudut jadi satu scene itu jadi panjang. Namun percayalah, ketika kalian menyadari betapa indahnya setting yang diambil dengan cinematography yang “selow”, film ini akan sangat memanjakan mata. Latarnya lumayan aesthetics menurutku, ada rooftop sekolah pastinya, seperti kebanyakan film anak sekolahan di Jepang, ada pula setting di lahan pertanian, cafe, kuil, dan lainnya.

-The chemistry between the main leads

Shotaro Mamiya dan Hinako Sakurai berhasil membawakan peran masing-masing dengan baik. Yaa, ga heran sih, soalnya keduanya bukan pendatang baru dalam dunia akting. Aku udah nonton beberapa film dan drama mereka sebelumnya, seperti Shotaro Mamiya di Waterpolo Yankees dan Hinako Sakurai di Marmalade Boy, Lost ID, We Love, trus Momikeshite Fuyu juga. Both are two of my favorites, to be honest. Dan habis nontonin ini jadi pengen nonton dramanya Shotaro sama Yuto yang tayang awal tahun lalu, Boku wa Doko Kara. Lumayan, ada dua ikemen main drama bareng, yang ngisi ost nya juga HSJ.

Tetapi yang paling bikin gregetan adalah bagaimana chemistry yang dibawakan keduanya dapat membuat penonton gemas. Dua karakter ini bisa menjadi satu dengan dialog-dialog yang dibawakan. Kalimat seperti “Mati sajalah kau” atau “Kau jelek sekali” yang diucapkan Rei pada Nana berulang kali tidak lagi terdengar seperti ucapan yang kejam, malah menjadi suatu karakteristik hubungan mereka.








[sumber gambar: Instagram film korokareshikano]

Selain itu, walaupun Rei ini adalah tipe cowok tsundere seperti kebanyakan karakter main lead di film Jepang, sang heroine Nana malah bukan tipe cewek lenjeh. Tidak seperti kebanyakan heroine di film lainnya, Nana adalah tipe yang tidak suka dengan cowok seperti Rei. Tapi perlahan karena seringnya waktu yang dihabiskan bersama, akhirnya mereka dekat dan saling curhat.

Perhatian-perhatian kecil yang diberikan Rei ke Nana membuat gadis itu luluh juga, memang dasar cewek haha. Seperti diawal-awal ketika mereka pertama ketemu, Nana sedang menguburkan lebah di halaman sekolah. Tiba-tiba Rei datang membawa es krim.

Dia pun nanya, “Kamu udah kasitau hal yang kamu benci (orang-orang), sekarang coba kamu kasitau aku apa yang kamu suka. Kamu suka coklat atau vanila?”

“Vanila.”

“Kamu benci coklat?”

“Engga, aku suka.”

“Jadi coklat gapapa nih?”

“Gapapa kok.” Rei pun memberikan es krim coklat ke Nana. Look how sweet is he? Padahal baru kenal loh. Cowok tsundere tuh emang bikin gemes>,<

Dialog-dialog dan interaksi antara Rei sama Nana ini bener-bener bikin ga bisa move on, saking cute-nya. Mereka kaya pasangan yang malu-malu tapi mau gitu. Fix, ini Shotaro – Hinako kapal baru.

-A melodrama with a unique plot

Walaupun film ini adalah love story tapi sama sekali tidak cheesy dan cliche. Tema yang dibawakan pun menurutku sedikit unik, karena membahas tentang anak SMA yang ingin bunuh diri. Belum lagi plot yang tersusun rapi, dengan sedikit ‘kejutan’ di akhir. Nah, saran dariku, jangan bosen dulu nonton diawal sampai pertengahan, karena di 30 menit terakhir bakal ada sesuatu yang lumayan seru dan bikin kaget. Jadi, jangan drop di pertengahan ya!

-Ada tiga pasangan yang diceritakan disini namun cerita tetap difokuskan pada pasangan Rei – Nana.

Film ini menceritakan tiga kisah yang berbeda tapi mereka tidak kehilangan fokus. Mereka ini masih bisa mempertahankan fokusnya pada dua karakter utama yaitu Rei dan Nana. Walaupun kisah cinta Yachiyo dan Nadeshiko cukup manis, tapi mereka tidak stealing the attention. Untuk sedikit bocoran, dua kisah lainnya yaitu Kyapiko – Jimiko dan Yachiyo – Nadeshiko, masih saling berhubungan dengan kisah utamanya. Seperti pendapatku di poin sebelumnya, alurnya cukup epik sih, gimana ntar dikasih tau kalau dua side story ini nyambung ke ceritanya Rei – Nana.

-Makna dari judul film

Jujur, pertama kali pengen nonton ini karena judulnya yang menarik: He Won’t Kill, She Won’t Die. Aku jadi penasaran, ini filmnya sadis apa gimana? Setelah baca sinopsisnya, lha kok ini romance ala ala anak sekolahan? Trus kenapa judulnya rada serem gitu? Makin penasaranlah buat nontonnya.

Jadi, makna dari judulnya adalah... hmm. Si cowok memang benar-benar ga akan ngebunuh si cewek, walaupun dia sering mengancam si cewek. Dan si cewek juga ga akan bener-bener mati, seperti yang selalu diharapkannya. Ini semua karena...udahlah tonton aja sendiri~

-Bertabur bawang alias bikin mewek

Bagi kalian yang hatinya lemah ketika nonton film, mungkin film ini akan menjadi favorit kalian. Ada scene yang bener-bener sedih, yang gak bisa aku kasih tau karena nanti akan menjadi spoiler. Untukku sendiri ga sampai nangis yang mewek gitu kok, masih bisa ditahan, tapi adegannya emang sedih parah. Jadi persiapkan hati sebelum nonton, ya.

-Scene ‘kencan’

Ini masih berhubungan dengan chemistry main couple-nya. Walaupun Nana bilang dia benci Rei, tapi lama-lama dia luluh karena mereka sering bareng. Nana sering main ke rumahnya Rei dan mereka selalu berduaan di kamarnya Rei, bukan berbuat yang iya-iya loh haha. Mereka suka ngegame bareng dirumahnya Rei.

Salah satu scene favoritku pas mereka main kembang api malam-malam di taman berdua. Si Nana ceritanya stres gara-gara nilai ujiannya jelek trus dia pun ngajakin Rei main ke taman. Taunya pas mereka main, kembang apinya ga mau nyala. Trus ditanya dong sama Rei, ini kamu beli kembang apinya kapan kok udah masuk angin gini? Trus dijawab sama Nana, pas SD kelas 5 HAHAHA. Ngakak sih, cuman menurutku ada makna dibalik ini. Menurutku, Nana ini ga punya temen buat main kembang api bareng yang disimpannya dari jaman SD, makanya dia baru bisa main pas udah SMA karena udah ketemu sama Rei. Sedih? Banget.



Nana and Rei's firework date
[sumber gambar tertera]

What I don’t like about this movie:

-Kisah Kyapiko sebenarnya tidak penting, mungkin ini hanya untuk menambah durasi film.

Ini sih kekurangan yang paling fatal menurutku, karena ceritanya Kyapiko itu sebenernya ga penting-penting amat. Ga penting banget malah, haha. Emang bener sih, kalau Kyapiko dan Jimiko ini merupakan karakter yang penting dalam alur cerita, cuman menurutku yang ceritanya Kyapiko ganjen sama cowok itu sampai dia tidur bareng ga penting.

-Tidak terlalu dieksplor kenapa Nana bisa berniat bunuh diri

Ini juga salah satu hal lainnya yang bikin mengganjal. Kenapa di film ini tidak dijelaskan dengan lebih lanjut kenapa Nana Kano begitu desperate ingin bunuh diri? Apa yang salah dengan dirinya? Apa hanya karena ia seorang yang benar-benar introvert? Atau dibully sama teman-temannya? Menurutku kalau alasannya dijelasin, bakal lebih dapet feel-nya, lebih menggambarkan alasan yang logis kenapa seorang anak sekolahan bisa punya keberanian buat mencoba bunuh diri. Pasti ada alasan yang kuat dibalik itu.

Nah, segitu dulu pembahasan buat film ini. Apakah film ini worth to watch? Oh tentu saja. I would recommend you to watch this, because believe me, this is a very beautiful movie. Jarang-jarang aku suka genre yang kaya gini jadi ini adalah salah satu yang berhasil menarik perhatian.

Berikut adalah beberapa quotes favorit-ku dari film ini, dan kebanyakan menunjukkan betapa sweet-nya seorang Rei. Emang dasar cewek lemah banget sama cowok begini.

 “I hate insects, but I hate people who treats insects as trash even more.”

– Nana Kano.

***

Rei: “Do you perhaps hate everyone apart from yourself?”

Nana: “The one I hate the most is myself.”

Entah kenapa quotes ini adalah quotes yang paling relatable ke diriku sendiri. Rasanya aku punya satu pikiran dengan si heroine disini, bahwa aku benci orang-orang tapi aku paling benci diri sendiri. Oh, tentu ada banyak alasan dibalik itu semua, jadi jangan langsung nge-judge okay?~

 ***

“She has piqued my interest. She’s eager to die but she treasures life. She really has piqued my interest.”

–Rei.

***

Nana: “Even if I die, the world won’t change, right? That’s a given though.”

Rei: “The world might not change, but if you die I might change a bit. It’s a big deal to make someone like me change a bit.”

***

Rei: “Go to the same university as me.”

Nana: “I’m so stupid so that’s not possible.”

Rei: “Well, that may be true now, but we don’t know about tomorrow, right?”

***

Rate: 8.5/10

Ps: Shotaro Mamiya is so freaking handsome.


Share: